Kamis, 23 April 2015

Cerpen Persahabatan ~ Bye, Friend

Bye, Friend

Hoaamm.. Aku bangun pagi - pagi. Ups! Aku lupa memberi namaku.. Namaku Amanda Sheryl. Aku akrab di panggil Sheryl. Aku adalah murid SMP di International Junior High School, ya! sekolah yang bisa dibilang sekolah elite. "APAA!! Kita akan pindah rumah?! NO WAY!!! Please jangan pah, mah.." Kataku kaget setelah mendengar perkataan papah yang membahas tentang pindahnya tempat tinggal karna papahku dinas di suatu kota yang kecil. "Iya, nak.. Sudahlah, kamu pasti dapat banyak teman." Bujuk mamah. "Gak bisa mahh.. Aku mau tinggal disini, sekolah disini, dan aku gak mau PINDAH..!" Kataku marah dan aku langsung ke kamar. "Oh god.. Why.. Kenapa sih, aku harus pindah ke kota kecil itu. Aku ga mau ketemu temen yang kampungan dan pasti mereka ga ngerti bahasa Inggris, sedangkan keseharianku di sekolah sekarang, aku menggunakan bahasa Inggris.. Huh?!" Keluhku di kamar. Aku membuka handphone ku, ada sms dari sahabatku, Rara.


Hi,Sheryl!I miss you so much! how are you?! oh ya, lusa kita berenang yuk! Aku yang bayarin dehh... I'm promise! i'm waiting youre answer, bye !

Oh, god! Semoga aku pindah sebelum berenang. "Pah, kita pindah kapan? Minggu depan kan?" Tanyaku sambil bertanya tanya dalam hatiku, sebelum atau sesudah berenang?!. "Besok kita siap - siap, lusa kita berangkat jam 4 subuh." Jawab papah sambil ngemil macaroni. "WHAT?! Aku kan mau berenang dulu sama Rara, mah.. Pah... Kenapa sih kita buru - buru banget pindahnya?! Kenapa ga minggu depan aja?! Harusnya mamah sama papah kasih tau rencana ini 2 minggu yang lalu!" Bentakku. "Kamu belajar dari mana bicara seperti itu??!! Kalau kamu mau disini, yaudah disini aja! Mamah dan papah gak bakal ngurus kamu, ngerti?!" Bentak mamah marah. Aku sangat sedih dan lari ke kamar. "Why... I HATE MOM AND DAD!! Mereka ga ngerti perasaan aku..!" Keluhku sambil menangis. 

2 hari kemudian...

"Bye my bedroom... Bye Rara and all my friends.." Kataku dalam hati. Aku pun naik ke mobil dan berangkat menuju tujuan. Aku bermain handphone. "Mah, rumah kita disana besar ga?" Tanyaku. "Ya pasti lebih kecil dari pada rumah yang dulu, ini kan rumah dinas, honey.." Jawab mamah. Aku sangat kecewa. 

Sesampai di rumah...

"Mahh.. tolong katakan kalau kita salah alamat... Ki.. kita akan tinggal di rumah ini?!" Tanyaku saat aku melihat rumah yang kecil. "Ini rumah nya, honey.. Ini lumayan luas lho.." Kata mamah yang langsung meletakkan barang - barang. "God... Kenapa aku harus tinggal disini?! Ngomong apaaaa aku sama temen temenku di International JHS ku.." Kataku sangat kecewa. HP ku berbunyi, ada sms dari Rara

Rara   :Hey, where are you? Gw ke rumah lo sepi banget! Kemana sih lo?! Bukannya kita mau berenang? Jawab
Sheryl :I'm sorry, Ra..Sebelumnya gw belum bilang ke lo. Gw pindah rumah
Rara   :Lo pindah?! Where?!
Sheryl : Gw pindah di kota yang besar.. Dan rumah gw jga lebih besar dari pada rumah dulu.. Gw juga sekolah di sekolah yang elite. Sorry ya, gw belum sempat ngomong ke lo.. 
Rara   :Lo jahat banget sih! Lo sombong! Detik ini, kita bukan temen lagi! LO & GUE.. BUKAN SIAPA - SIAPA LAGI!

Aku merasa sangat bersalah karna aku telah berbohong. Tapi, aku juga sangat malu kalau aku mengatakan yang sebenarnya. 

Saat masuk sekolah...

"Kamu sekolah ya, nak. Have fun!" Kata mamah. Aku turun dari mobil. "What? Aku sekolah disini?" Tanyaku dalam hati. Aku merasa sangat kecewa. Aku pergi ke ruang guru. "Ehh, Sheryl ya? Sini.." Kata salah satu guru. "Iya bu, saya Sheryl." Jawabku. "Nama ibu Nani. Sekarang kamu ikut ibu ke kelas ya." Kata bu Nani. "I..Iya bu.." Aku gugup dan aku sudah mulai membayangkan kelas yang akan aku tempati. "Anak - anak, sekarang kita kedatangan teman baru. Sheryl, perkenalkan dirimu pada teman - teman disini." Kata Bu Nani. "Hy, guys! My name is Amanda Sheryl. You can call me Sheryl. I'm from International Junior High School. Thank you.." Kataku. Semua hening, termasuk bu Nani. CALON teman temanku berbisik - bisik. "Maaf, Sheryl. Bisakah kamu menggunakan bahasa Indonesia ?" Tanya bu Nani. Aku menghela nafas dan hampir tertawa karna satu pun tak ada yang mengerti bahasa inggris. "Hai semua.. Nama saya Amanda Sheryl, kalian bisa panggil saya Sheryl. Saya berasal dari IJHS." Kataku. "Baik, Sheryl. Kamu bisa duduk di samping Rani, tempat duduk yang kosong itu." Kata bu Nani. Aku mengangguk dan duduk di samping Rani. "Hai..! Namaku Rani." Kata Rani, orang yang duduk disampingku. Aku tersenyum terpaksa. "Oh god... Gaenak banget sih disini..!" keluhku dalam hati.
Kring...Kring...Kring...
Bel istirahat pun tiba. "Sheryl.. Makan disini yuk.. Aku bawa Ubi lho.." Kata Rani. "Apa? Ubi?" Tanyaku. "Iya.. Ubi. Ibu aku yang bikin. Rasanya enaakkk banget. Cobain deh." Kata Rani. "Tapi aku sudah bawa bekal, aku bawa Pizza." Jawabku menolak. "Pizza? Apaan tuh? Aku baru denger deh.." Gumam Rani. "Hahaha.. masa kamu ga tau Pizza sih?? Pizza itu kaya begini.." Kataku sambil membuka kotak makanku. "Oohh... Kayak begitu.. Kayany lebih lezat ubi buatan ibu ku deh, hehehe.." Katanya. "Emangnya, ubi enak?" Tanyaku sambil memakan Pizza. "Enak banget.. Cobain aja.. Pasti ketagihan.." Kata Rani. Aku nekat mengambil sepotong ubi dan menggigit sedikit. UHUKK!! Aku batuk dan memuntahi ubi tersebut. "Gaenak banget..!" Keluhku. "Maaf ya kalau kamu ga biasa.." Kata Rani. "Ya.. I'm fine.." Jawabku. "Maksudnya apa ya..?" Tanya Rani. "Susah deh jelasinnya..! Oh, ya.. Kamu orangnya asik, minta pin bb kamu dong..!" Kataku. "Aku mah ga pake handphone. Kata bapak, kita harus menggunakan uang dengan baik. Jadi, Rani mau beli HP kalau sudah jadi orang sukses saja." Jelas Rani. "HAH?! Yakin tunggu sukses?! Hahaha! Itu lama banget..!" Tawaku. "Emang sih, HP bisa untuk mencari bahan pelajaran. Tapi kalau masih ada buku, kenapa engga.." Kata Rani. "Ya, ya, ya! Aku sih males banget nyari di buku.." Jawabku. "Kalau kamu mau jadi orang sukses, kamu ga boleh kaya begitu. Kamu harus ngerasain dulu sakit, baru kamu bisa enak.. Kata bapak.." "Udah deh.. Papahmu kayanya banyak banget deh bilang ke kamu..!" Kataku memotong pembicaraannya. "Bapak emang berjasa.. Dia mengajari aku banyak hal.. Tapi dia meninggal saat aku kelas 3 SD." Jawabnya. Aku sangat kaget. Aku merasa bersalah karna telah menghinanya. "Oh,ya.. Nanti sore mau main ga ke taman kota ?" Tanya Rani. "Boleh.. Kamu ke rumah aku saja ya, nanti di kelas, aku kasih alamat rumahku, ok?" Jawabku semangat. 

Saat pulang sekolah...

"Kamu nunggu siapa ?" Tanya Rani. "Aku nunggu mamahku jemput naik mobil." Jawabku sambil melihat ke arah luar sekolah. "Ohh.. Kamu di jemput. Yaudah, aku nunggu dulu aja." Kata Rani. "HAH?! Ngapain nunggu.. Kalo kamu udah di jemput, pulang aja.." Kataku. "Aku enggak di jemput kok, aku jalan dari sekolah ke rumah." Jawabnya. "Lho.. Emang kamu ga punya sepeda apa..?!" Tanyaku. "Punya sih punya.. Tapi dipake ibu untuk jualan gorengan keliling." Jawab Rani. "Iihh.. Gorengan kan gak baik untuk kesehatan..!" Kataku tegas. "Kata bapak ku.." "Sheryll!!" Panggil mamah yang memotong pembicaraan Rani. "Yea, mom.. I'm coming!" Kataku. "Oh,ya. Ini alamatku, bye!" Sambungku sambil memberikan lembar alamat pada Rani. Aku langsung lari menuju ke mobil. Saat mobil mulai melaju, aku menengok ke arah belakang, ternyata Rani sudah mulai jalan ke rumahnya. "Sudah punya teman baru kann?" Tanya mamah. "Iya mah. Tapi mereka gaada yang ngerti bahasa Inggris dan ga punya handphone semua." Jawabku. 

Sore harinya...

"Sheryl.. Sheryl..." Panggil Rani dari depan pagar rumahku. Aku keluar. "Hey.." Sapaku. "Ini rumahmu? Besar banget.." Gumam Rani. "Hah? Besar? Ini kecil banget tau.. Rumahku yang lama 2x lipat lebih besar dari rumah ini." Jelasku. "Ini besar banget tau.." Kata Rani. "Oh, ya.. Yuk kita ke taman.. Aku bawa sepeda lho! Ibu ku sudah selesai jualan." Sambung Rani yang menggiring sepeda yang sudah berkarat. "Ayo.." Jawabku sambil mengeluarkan sepeda gunungku. "Tamannya dimana ?" Tanyaku sambil mulai menggoes sepeda. "Kebetulan gak jauh dari sini.." Jawab Rani. Tak lama, kami sampai. "Lumayan bagus ya tamannya." Kataku. "Iya, aku sukaa banget kesini." Jawab Rani. "Oh, ya.. Ceritain dong tentang papahmu.." Kataku. "Waktu TK, aku pulang sekolah sama bapak. Aku melihat tas merah di salah satu toko peralatan sekolah. Aku sukaa sekali. Tapi harganya 190.000. Bapak berjanji akan memberikan tas merah itu. Saat itu, aku sangat rajin menagih tas merah pada bapak, tapi bapak selalu berkata, "Jangan menunggu karna menunggu akan terasa lama. Usaha lah agar apa yang kamu minta akan segera menjadi milikmu." Aku masih ingat kata - kata itu sampai sekarang. Bapak selalu memberikan kata - kata yang membuatku sadar akan segala perbuatanku. Saat kelas 3 SD, aku pulang ke rumah. Di depan rumahku sangat ramai. Aku merasa bingung dan aku masuk ke dalam rumah. Ternyata bapak sudah dipanggil Tuhan. Aku sangat sedih saat itu. Lalu, ibu berkata padaku, "Buka lah koper bapak". Aku langsung membuka koper bapak, ternyata isinya adalah tas merah yang sangat aku sukai. Aku langsung memeluk tas itu sambil menangis. Terdapat surat tulisan bapak, isininya "Janji adalah hutang, dan hutang adalah janji. Janji harus segera dilunasi, dan sekarang bapak sudah melunasi hutang bapak. Bapak tidak bernah berjanji kalau bapak bisa menyekolahkan kamu sampai sarjana. Bapak tidak bisa membahagiakan Rani karna bapak hanyalah seorang pedagang sate. Semoga semua cita - cita mu terkabul ya, Rani. Ingat ratusan pesan - pesan yang pernah bapak berikan padamu." Aku sangat nangis membacanya. Sampai sekarang, tas itu tidak pernah aku pakai dan aku simpan di koper." Jelas Rani saangaaattt panjang. Aku cukup terharu. "Sheryl, makasih ya kamu sudah jadi temen aku." Kata Rani. "Aku yang berterimakasihh.." Jawabku. "Sudah sore, aku pulang dulu ya." Kataku. "Iya, hati - hati.. Terimakasih ya.." Jawabnya. Saat aku menggoes sepeda, BRAAKK!!! Terdengar suara sangat kencang, ternyata.. "RANI!!!" Tadi tergeletak jatuh tertabrak mobil di tengah jalan. Aku sangat sedih dan langsung menghampiri Rani. "RANII..!!! BANGUUUNN... TOLOONGG!!! TOLOONGGGG!!!" Teriakku. Tak lama beberapa orang membantu mengangkat Rani ke rumah dekat jalan raya. Tak lama ambulans datang membawa Rani ke Rumah Sakit. Aku menelepon mamah dan papah agar datang ke Rumah Sakit Bunda Bangsa. Aku menangis sangat sedih dan tak lama dokter pun keluar dari ruang UGD. "Maaf de, apa itu teman ade? Tanya dokter. "iya, dok.. Iya... Bagaimana teman saya??" Tanyaku khawatir. "Sepertinya ade harus sabar karna.. Nyawa teman ade tidak bisa tertolong." Jawab dokter. Aku menangis sangat sedih, tak lama maah dan papah datang. Aku menceritakan semuanya. Ternyata ada teman papah yang menjadi tetangga Rani dan langsung ke rumah Rani. 

Kini aku berjalan sendiri. Tak ada lagi yang menawariku makan ubi. Tak ada lagi yang menemaniku ke taman. Semoga Rani tenang disana. :)

Pesan untuk teman - teman semua, janganlah kamu menghina sahabatmu. Jangan pernah menghina sahabatmu. Jangan merasa kamu paling kaya di daerahmu. Sayangilah Sahabatmu :)

Thanks For Reading! :)